baca2 dari detik finance:
Sydney- Setelah berhasil memperkenalkan produk pelumasnya Fastron di pasar Australia. PT Pertamina (Persero) berniat menjajaki pembangunan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di negeri Kangguru tersebut.
Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Ahmad Faisal mengatakan saat ini pihaknya akan melakukan feasibility study terkait rencana tersebut. Jika hasil study menunjukan layak secara ekonomis maka pembangunan SPBU Pertamina di Australia, sangat mungkin terlaksana dalam waktu dekat.
“Kita akan lakukan survey, kalau ekonomis maka kita akan buka di sini,” kata Faisal saat ditemui di sela-sela peluncuran OliMart Pertamina di Sydney Sabtu
(24/10/2009).
Dikatakannya, potensi bisnis SPBU di Australia memang terbuka lebar. Terlebih lagi pemerintah Australia sangat liberal dalam mengizinkan pembukaan SPBU. Apalagi saat ini jumlah warga negara Indonesia yang tinggal di Australia mencapai 40.000 orang dan itu dinilai sebagai pasar yang sangat potensial.
“Kita rencanakan buka SPBU dengan memasukan unsur outlet-outlet produk Indonesia
di sini, sambil memperkenalkan produk nasional,” ungkapnya.
Selain perhitungan pasar, pihaknya juga mempertimbangkan aspek pembangunan brand image produknya di Australia, karena itu sangat penting untuk menunjukan kalau perusahaan plat merah Pertamina bukan hanya jago kandang saja.
“Untuk BBM-nya kita beli disini, sedangkan pelumasnya produk kita bawa dari produk kita dan kita buat khusus outlet produk Indonesia,” jelas Faisal.
Ia menyatakan untuk merealisasikan rencana bisnis tersebut, perseroan harus ekstra hati-hati
mengingat pengalaman membangun SPBU di Myanmar pernah dilakukannya beberapa waktu lalu, namun akhirnya ditutup. Di Australia sendiri, Pertamina bakal bersaing ketat dengan pemain SPBU seperti Castrol dan Shell.
“Kita jangan hanya jago kandang, makanya kita akan coba jajaki pembukaan SPBU di sini,” sergahnya.
Ia menjelaskan pembangunan SPBU di Australia tidak sulit, dengan perkiraan investasi per satu buah SPBU untuk bangunan saja hanya Rp 5 miliar, dan lokasi tanah hanya menyewa. Ia mencontohkan salah satu ritel mini market 7-Eleven juga melakukan bisnis SPBU di negeri kangguru tersebut.
Sementara itu, Exclusive Distributor of Pertamina lubricants Managing Director Sukendro Darmanto mengatakan pembukaan SPBU Pertamina di Australia sangat potensial dan baik dalam pengembangan brand image.
“Ini langkah positif disamping bisa membangun image, Pertamina juga bisa berkompetisi di luar. Feasibility study sedang dalam tahap penjajakan,” tambah Sukendro.
Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Ahmad Faisal mengatakan saat ini pihaknya akan melakukan feasibility study terkait rencana tersebut. Jika hasil study menunjukan layak secara ekonomis maka pembangunan SPBU Pertamina di Australia, sangat mungkin terlaksana dalam waktu dekat.
“Kita akan lakukan survey, kalau ekonomis maka kita akan buka di sini,” kata Faisal saat ditemui di sela-sela peluncuran OliMart Pertamina di Sydney Sabtu
(24/10/2009).
Dikatakannya, potensi bisnis SPBU di Australia memang terbuka lebar. Terlebih lagi pemerintah Australia sangat liberal dalam mengizinkan pembukaan SPBU. Apalagi saat ini jumlah warga negara Indonesia yang tinggal di Australia mencapai 40.000 orang dan itu dinilai sebagai pasar yang sangat potensial.
“Kita rencanakan buka SPBU dengan memasukan unsur outlet-outlet produk Indonesia
di sini, sambil memperkenalkan produk nasional,” ungkapnya.
Selain perhitungan pasar, pihaknya juga mempertimbangkan aspek pembangunan brand image produknya di Australia, karena itu sangat penting untuk menunjukan kalau perusahaan plat merah Pertamina bukan hanya jago kandang saja.
“Untuk BBM-nya kita beli disini, sedangkan pelumasnya produk kita bawa dari produk kita dan kita buat khusus outlet produk Indonesia,” jelas Faisal.
Ia menyatakan untuk merealisasikan rencana bisnis tersebut, perseroan harus ekstra hati-hati
mengingat pengalaman membangun SPBU di Myanmar pernah dilakukannya beberapa waktu lalu, namun akhirnya ditutup. Di Australia sendiri, Pertamina bakal bersaing ketat dengan pemain SPBU seperti Castrol dan Shell.
“Kita jangan hanya jago kandang, makanya kita akan coba jajaki pembukaan SPBU di sini,” sergahnya.
Ia menjelaskan pembangunan SPBU di Australia tidak sulit, dengan perkiraan investasi per satu buah SPBU untuk bangunan saja hanya Rp 5 miliar, dan lokasi tanah hanya menyewa. Ia mencontohkan salah satu ritel mini market 7-Eleven juga melakukan bisnis SPBU di negeri kangguru tersebut.
Sementara itu, Exclusive Distributor of Pertamina lubricants Managing Director Sukendro Darmanto mengatakan pembukaan SPBU Pertamina di Australia sangat potensial dan baik dalam pengembangan brand image.
“Ini langkah positif disamping bisa membangun image, Pertamina juga bisa berkompetisi di luar. Feasibility study sedang dalam tahap penjajakan,” tambah Sukendro.
opini gw:
wahh mantap..sudah saatnya Pertamax dijual di luar negeri..hehehe...
saya pernah membaca tentang perubahan Pertamina (buku Pertamina On The Move) yang tidak hanya perubahan dalam hal logo tapi juga management dan kepemimpinan..dan ini adalah bukti dari perubahan itu..bagus...Pertamina mulai berbenah menjadi lebih bagus dan kuat di kawasan regional (optimis)....hancurkan Petronas... mulai bertahap, saya yakin Pertamina akan menjadi lebih kuat dan menjadi leader dalam hal energi di ASEAN..gw yakin man...
Maju terus Pertamina..bangun SPBU yang banyak...hehhee
saya pernah membaca tentang perubahan Pertamina (buku Pertamina On The Move) yang tidak hanya perubahan dalam hal logo tapi juga management dan kepemimpinan..dan ini adalah bukti dari perubahan itu..bagus...Pertamina mulai berbenah menjadi lebih bagus dan kuat di kawasan regional (optimis)....hancurkan Petronas... mulai bertahap, saya yakin Pertamina akan menjadi lebih kuat dan menjadi leader dalam hal energi di ASEAN..gw yakin man...
Maju terus Pertamina..bangun SPBU yang banyak...hehhee
Tidak ada komentar:
Posting Komentar